BALIGE (EKSPOSnews): Penggunaan
benih varietas unggul di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, mampu
menaikan produksi gabah sebanyak 18 ribu ton setiap panen pada areal
persawahan seluas 18 ribu hektar di wilayah itu.
"Hal itu bisa
tercapai, sebab berdasarkan hasil pengujian terhadap dua varietas unggul
di daerah tersebut produksinya mampu mencapai delapan ton gabah basah
per hektar," kata Bupati Toba Samosir, Kasmin Simanjuntak di Balige,
Rabu 7 September 2011.
Saat ini, kata dia, hasil panen gabah
petani di wilayah tersebut masih pada kisaran 4.5 hingga 5 ton per
hektar. Maka dengan luas sawah 18.000 hektar yang terdapat di daerah
itu, tidak sulit memperoleh penambahan produksi sebanyak 18.000 ton
untuk setiap kali panen.
Untuk itu, Kasmin menganjurkan agar
petani di daerah setempat menanam dua varietas unggul yakni padi
varietas Inpari 3 dan varitas Mekongga, sebab pengujian yang dilakukan
dalam areal seluas empat hektar di Desa Paindoan, Kecamatan Balige,
produksinya menunjukkan hasil panen di atas rata-rata sebelumnya.
Data
tersebut, kata dia, diperoleh berdasarkan perhitungan yang dilakukan
secara ubinan (2,5 X 2,5 M) di mana varietas Inpari 3 mampu menghasilkan
gabah basah sebanyak 8,3 ton per hektar dan 8,1 ton per hektar
diperoleh dari varitas Mekonggadi Varietas unggul lainnnya, juga telah
diuji, yakni Inpari 1, Inpari 4, Inpari 10, Inpari 13 dan varietas
Sarinah, ditanam pada masing-masing areal seluas 0,5 hektar, melalui
program pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT).
Kegiatan
SLPTT yang dilakukan tersebut merupakan kerjasama antara Pemerintah
Kabupaten Toba Samosir dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Sumatera Utara.
Kepala BPTP, Didik Harnowo menerangkan,
inovasi teknologi padi yang diterapkan pada SLPTT tersebut menggunakan
sistem tanam legowo 4:1 dengan umur bibit 15 hari, ditanam 2-3 bibit per
lobang tanam.
Selain itu, kata dia, dilakukan pemupukan melalui
analisis tanah dengan aplikasi pupuk Urea menggunakan sistem bagan warna
daun serta pengendalian hama penyakit tanaman secara terpadu.
"Target
dari rencana kegiatan ini adalah untuk mencapai swasembada beras
berkelanjutan sebagaimana pernah dicapai pada tahun 1984 lalu,"
sebutnya.
Swasembada beras, lanjutnya, merupakan salah satu
instruksi Presiden Repbulik Indonesia kepada seluruh Kepala Daerah
se-Indonesia.
Untuk kabupaten Tobasa, Didik sangat optimis hal
tersebut dapat dicapai dengan mudah, sebab wilayah dimaksud memiliki
tanah yang subur, dan ketersediaan air yang ditunjang para petani yang
mau bekerja keras ditambah tersedianya bibit varietas unggul untuk
digunakan.(an)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar